Makkah - Musim haji 1446 H/2025 M belum mencapai puncaknya, namun kabar duka terus menyelimuti. Hingga Senin, 2 Juni 2025 pagi, Kementerian Agama mencatat 125 jemaah haji Indonesia telah wafat di Tanah Suci. Angka ini diprediksi akan terus bertambah seiring mendekatnya puncak ibadah haji, dengan mayoritas korban adalah jemaah lansia yang memiliki riwayat penyakit penyerta. Tragedi ini kembali menyoroti tantangan berat bagi penyelenggaraan ibadah haji di tengah kondisi cuaca ekstrem dan kesehatan jemaah.
BAHAYA! Lebih dari 1.300 Jemaah Haji Berbagai Negara Tewas Tahun Lalu, Saudi Ambil Pelajaran Serius untuk Haji 2025!
Meskipun data 1.300 jemaah wafat adalah catatan pilu dari musim haji tahun lalu (2024), hal ini menjadi pelajaran berharga bagi otoritas Arab Saudi dan negara-negara pengirim jemaah. Panas ekstrem yang mencapai lebih dari 50 derajat Celcius pada musim haji sebelumnya menjadi pemicu utama melonjaknya angka kematian. Untuk haji 2025 ini, kekhawatiran serupa masih menghantui, mengingat sebagian besar jemaah Indonesia yang meninggal dunia di tahun ini juga disebabkan oleh kondisi medis yang rentan dan paparan suhu tinggi.
Fokus Utama: Jantung Jadi Momok, Lansia Berisiko Tinggi!
Data Siskohat Kementerian Agama menunjukkan bahwa sebagian besar jemaah haji Indonesia yang wafat hingga saat ini adalah laki-laki dan berusia lanjut. Penyakit jantung menjadi penyebab kematian terbanyak, diikuti oleh komplikasi penyakit lainnya. Lonjakan angka kematian terlihat pada pekan keempat Mei 2025, dengan tanggal 28 Mei menjadi hari paling mematikan dengan 13 jemaah berpulang.
"Kami terus mengimbau jemaah, khususnya lansia dan yang memiliki komorbid, untuk tidak memaksakan diri dalam beribadah sunah yang berat. Prioritaskan kesehatan dan istirahat yang cukup," tegas salah satu petugas kesehatan haji dari Kementerian Kesehatan. Imbauan ini sangat penting mengingat aktivitas fisik yang padat seperti tawaf dan sai berulang kali, serta perjalanan jauh, dapat memicu serangan jantung, terutama bagi mereka yang rentan.
Jemaah Ilegal dan Bahaya Gurun: Ancaman Terselubung!
Selain faktor kesehatan dan cuaca, keberadaan jemaah haji ilegal juga menjadi perhatian serius. Baru-baru ini, seorang WNI berinisial SM dilaporkan meninggal dunia di gurun Jumum, Arab Saudi, setelah mencoba masuk Makkah melalui jalur tidak resmi. SM bersama dua rekannya menggunakan jasa taksi gelap, namun ditinggalkan di tengah gurun oleh sopir tersebut. Ini menjadi peringatan keras bagi seluruh WNI agar tidak tergiur tawaran haji non-prosedural yang tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga sangat membahayakan jiwa.
Pemerintah Arab Saudi sendiri telah gencar melakukan razia terhadap jemaah haji ilegal, bahkan mengerahkan drone dan teknologi AI untuk mengidentifikasi dan mengusir mereka. Puluhan ribu orang tanpa visa haji resmi telah berhasil dihalau dari Makkah, dan ratusan perusahaan penyelenggara haji palsu telah digerebek.
Tragedi ini menjadi pengingat bagi semua pihak, baik pemerintah, penyelenggara, maupun jemaah, akan pentingnya persiapan yang matang dan kepatuhan terhadap aturan demi keselamatan dan kelancaran ibadah haji. Semoga tidak ada lagi korban jiwa yang berjatuhan, dan seluruh jemaah dapat menunaikan ibadahnya dengan sempurna dan kembali ke Tanah Air dengan selamat.
.jpeg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar