Notification

×

Iklan

Iklan

Ka'bah: Lebih dari Sekadar Batu, Menguak Jejak Sejarah dan Makna Abadi Pusat Dunia

Selasa, 10 Juni 2025 | Juni 10, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-10T14:46:03Z

Ka'bah, bangunan kubus sederhana di jantung Makkah, telah menjadi mercusuar spiritual dan pusat gravitasi bagi miliaran jiwa selama ribuan tahun. Bukan hanya sekumpulan batu, Ka'bah adalah saksi bisu peradaban, tempat bertemunya takdir, dan simbol persatuan umat manusia di bawah panji tauhid. Mengurai sejarahnya berarti menyelami hikmah ilahi, keteguhan iman para nabi, dan evolusi sebuah simbol yang tak lekang oleh waktu.

Dalil Al-Qur'an tentang Ka'bah: Fondasi Ilahi

Al-Qur'an, sebagai firman Allah, memberikan landasan kokoh mengenai keberadaan dan keutamaan Ka'bah. Ia bukan sekadar bangunan biasa, melainkan rumah yang diberkahi dan memiliki fungsi spiritual yang agung.

 * Rumah Ibadah Pertama dan Pemberkahannya (QS. Ali 'Imran: 96-97)

   Allah SWT berfirman:

   إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ. فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَّقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

   Sesungguhnya rumah (ibadah) yang mula-mula dibangun untuk manusia adalah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam. Padanya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) maka dia aman. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.

   Ayat ini secara eksplisit menegaskan Ka'bah (disebut Bakkah) sebagai rumah pertama yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam, serta tempat yang aman.

 * Tempat Berkumpul dan Aman, Perintah Membersihkan (QS. Al-Baqarah: 125)

   وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ

   Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Ka'bah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang i'tikaf, yang rukuk dan yang sujud."

   Ayat ini menyoroti fungsi Ka'bah sebagai pusat pertemuan umat dan tempat yang aman, serta perintah suci kepada Nabi Ibrahim dan Ismail untuk menjaganya tetap bersih.

 * Pembangunan Fondasi oleh Ibrahim dan Ismail (QS. Al-Baqarah: 127)

   وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

   Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

   Ayat ini adalah bukti kuat peran Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail, dalam meninggikan dan membangun kembali fondasi Ka'bah yang telah ada.

 * Ka'bah sebagai Pusat Peribadatan dan Urusan Dunia (QS. Al-Ma'idah: 97)

   جَعَلَ اللَّهُ الْكَعْبَةَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ قِيَامًا لِّلنَّاسِ وَالشَّهْرَ الْحَرَامَ وَالْهَدْيَ وَالْقَلَائِدَ ۚ ذَٰلِكَ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

   Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, hadya (hewan kurban), dan qala'id (hewan kurban yang diberi tanda). Yang demikian itu agar kamu mengetahui, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

   Ayat ini mempertegas peran Ka'bah bukan hanya sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai pilar bagi kehidupan manusia, termasuk dalam aspek sosial dan ekonomi.

Dalil Hadis tentang Ka'bah: Penjelasan dan Keutamaan

Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW memberikan rincian lebih lanjut tentang Ka'bah, menguatkan kedudukannya dan memberikan pemahaman tentang sejarah serta keutamaannya.

 * Masjid Pertama di Muka Bumi:

   عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَوَّلِ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ؟ قَالَ: «الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ». قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى». قُلْتُ: كَمْ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: «أَرْبَعُونَ عَامًا».

   Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang masjid pertama yang diletakkan di muka bumi? Beliau menjawab: "Masjidil Haram." Aku bertanya lagi: Kemudian apa? Beliau menjawab: "Masjid Al-Aqsa." Aku bertanya lagi: Berapa jarak antara keduanya? Beliau menjawab: "Empat puluh tahun." (HR. Bukhari dan Muslim)

   Hadis ini menegaskan bahwa Masjidil Haram, di mana Ka'bah berada, adalah masjid pertama yang dibangun di bumi, menunjukkan prioritas dan keutamaannya.

 * Keinginan Nabi Muhammad SAW untuk Mengubah Ka'bah:

   عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَّيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهَا: «لَوْلا أَنَّ قَوْمَكِ حَدِيثُو عَهْدٍ بِكُفْرٍ لَنَقَضْتُ الْكَعْبَةَ فَجَعَلْتُ لَهَا بَابَيْنِ بَابًا يَدْخُلُ النَّاسُ مِنْهُ وَبَابًا يَخْرُجُونَ مِنْهُ وَلَأَدْخَلْتُ فِيهَا الْحِجْرَ»

   Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwasanya Nabi SAW bersabda kepadanya: "Seandainya kaummu tidak baru saja lepas dari kekufuran, niscaya aku akan merobohkan Ka'bah dan menjadikannya memiliki dua pintu; satu pintu untuk masuk dan satu pintu untuk keluar, dan aku akan memasukkan Al-Hijr (Hijr Ismail) ke dalamnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

   Hadis ini menunjukkan bahwa Ka'bah yang ada pada masa Nabi Muhammad SAW belum sepenuhnya sesuai dengan pondasi asli Nabi Ibrahim. Nabi menunda perbaikan ini karena pertimbangan sosiologis dan keimanan kaum Quraisy yang baru masuk Islam.

 * Keutamaan Salat di Masjidil Haram:

   صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

   Salat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih baik seribu kali lipat daripada salat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram. (HR. Bukhari dan Muslim)

   Hadis ini secara tidak langsung menguatkan keagungan Ka'bah sebagai kiblat di dalam Masjidil Haram, menunjukkan pahala berlipat ganda bagi siapa saja yang beribadah di sana.

Perbedaan Ulama tentang Pembangunan Awal Ka'bah

Meskipun Al-Qur'an dan hadis dengan jelas menyebutkan peran Nabi Ibrahim dan Ismail dalam pembangunan Ka'bah, ada sedikit perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai siapa yang pertama kali meletakkan fondasi Ka'bah secara absolut. Perbedaan ini muncul dari penafsiran riwayat-riwayat sejarah yang ada.

 * Pendapat Pertama: Dibangun oleh Malaikat atau Nabi Adam AS

   Beberapa ulama berpendapat bahwa Ka'bah sudah ada sebelum era Nabi Ibrahim, dibangun oleh Malaikat atau Nabi Adam AS. Pendapat ini didasarkan pada riwayat-riwayat yang menyebutkan Ka'bah sebagai tempat ibadah pertama di bumi.

   * Imam as-Suyuti dalam Tafsir al-Jalalain menjelaskan bahwa Ka'bah mulanya dibangun oleh malaikat.

   * Atha', Sa'id bin al-Musayyab, dan Ibnu Hajar al-Asqalani termasuk ulama yang menguatkan pendapat bahwa Nabi Adam AS adalah pembangun pertama Ka'bah. Pendapat ini juga didukung oleh Syaikh Muhammad Amin asy-Syinqithi. Mereka berlandaskan pada hadis yang menyebutkan jarak 40 tahun antara pembangunan Ka'bah dan Masjid Al-Aqsa, mengisyaratkan keduanya dibangun oleh Nabi Adam.

   * Syaikh Nawawi al-Bantani dalam Tafsir Marah Labid li Kasyf Ma'na Qur'an al-Majid menyebutkan hadis Nabi SAW yang mengindikasikan Nabi Adam sebagai pembangun awal, meskipun sanad riwayat tersebut perlu telaah lebih lanjut.

 * Pendapat Kedua: Dibangun oleh Nabi Ibrahim AS

   Mayoritas ulama kontemporer dan ahli sejarah Islam berpegang pada pandangan bahwa Nabi Ibrahim AS, bersama putranya Ismail AS, adalah yang pertama kali membangun Ka'bah dari dasar yang ada atau bahkan dari awal. Pendapat ini memiliki dalil yang sangat kuat dari Al-Qur'an (QS. Al-Baqarah: 127).

   * Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur'an al-'Azim secara lugas menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim dan Ismail lah yang membangun Ka'bah, merujuk langsung pada ayat Al-Qur'an. Beliau juga mengutip perkataan dari Ibnu Abbas RA yang menegaskan pentingnya Ka'bah.

   * Imam Syafi'i dalam kitabnya Al-Umm (Juz 6, halaman 10 dan Juz II, halaman 211) ketika membahas tentang arah kiblat, secara implisit mengakui keberadaan Ka'bah sebagai pusat peribadatan dan mengarahkan kaum muslimin untuk menghadap ke sana, menunjukkan pengakuan atas sejarah pembangunannya.

   * Imam Ibnu Taimiyah dan Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah juga termasuk ulama besar yang menguatkan pandangan bahwa Nabi Ibrahim dan Ismail adalah pembangun Ka'bah, menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an secara literal.

Perbedaan ini seringkali dijembatani dengan pemahaman bahwa mungkin Ka'bah telah memiliki fondasi awal atau bentuk rudimenter yang dibangun oleh malaikat atau Nabi Adam, kemudian Nabi Ibrahim dan Ismail yang meninggikan, menyempurnakan, dan membangunnya kembali atas perintah Allah SWT, menjadikannya dalam bentuk yang lebih dikenal dan menjadi kiblat utama.

Kesimpulan

Ka'bah adalah simbol monumental dalam Islam, bukan sekadar bangunan fisik, melainkan pusat spiritual yang menyatukan hati umat Islam di seluruh dunia. Sejarahnya yang kaya, yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis Nabi SAW, menegaskan perannya sebagai rumah ibadah pertama dan kiblat yang diberkahi. Meskipun ada perbedaan pandangan ulama mengenai pembangun awalnya, konsensus utama adalah bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS memegang peran kunci dalam pembangunan dan pembersihan Ka'bah, menjadikannya sebagaimana yang kita kenal saat ini. Keberadaannya hingga kini adalah bukti nyata dari kebesaran Allah dan keutamaan Makkah sebagai Tanah Haram, yang terus mengundang miliaran manusia untuk berhaji dan beribadah.

Referensi

 * Al-Qur'anul Karim

 * Shahih Al-Bukhari

 * Shahih Muslim

 * Tafsir Ibnu Katsir

 * Al-Umm, Imam Asy-Syafi'i

 * Tafsir al-Jalalain, Imam as-Suyuti

 * Tafsir Marah Labid li Kasyf Ma'na Qur'an al-Majid, Syaikh Nawawi al-Bantani

 * Fathul Bari Syarh Shahih Al-Bukhari, Ibnu Hajar al-Asqalani

Tag

#SejarahKa'bah #Ka'bah #Makkah #NabiIbrahim #NabiIsmail #Kiblat #MasjidilHaram #Islam #SejarahIslam #DalilAlQuran #DalilHadis #Ulama #PerbedaanPendapat #Baitullah

Apakah ada aspek lain dari Ka'bah yang ingin Anda gali lebih dalam?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update