Notification

×

Iklan

Iklan

Sejarah Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq

Minggu, 15 Juni 2025 | Juni 15, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-15T10:38:21Z

Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq (bahasa Arab: مسجد أبو بكر الصديق) adalah salah satu masjid bersejarah yang terletak di Madinah, Arab Saudi. Masjid ini didirikan sebagai penghormatan kepada sahabat terdekat Nabi Muhammad ﷺ dan khalifah pertama dalam Islam, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Keberadaannya menjadi bagian penting dari jejak peradaban Islam di Kota Madinah, dan sering dikunjungi oleh para jemaah haji dan umrah.

Sejarah dan Latar Belakang

Ada beberapa versi mengenai latar belakang berdirinya Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, namun keduanya menunjuk pada peran penting Abu Bakar:

 * Tempat Salat Id Nabi Muhammad ﷺ: Salah satu versi menyebutkan bahwa lokasi masjid ini adalah tempat di mana Nabi Muhammad ﷺ pernah melaksanakan salat Idul Fitri dan Idul Adha bersama para sahabatnya, termasuk Abu Bakar Ash-Shiddiq. Hal ini sejalan dengan sunnah Nabi yang seringkali melakukan salat Id di tanah lapang. Karena peristiwa ini, kemudian didirikanlah masjid di lokasi tersebut sebagai pengingat.

 * Bekas Kediaman Abu Bakar Ash-Shiddiq: Versi lain menyatakan bahwa dulunya lokasi masjid ini merupakan rumah kediaman Abu Bakar Ash-Shiddiq selama beliau hidup di Madinah setelah hijrah dari Mekkah. Kemudian, tempat ini diabadikan menjadi masjid untuk mengenang jasa-jasa beliau dan sebagai tempat ibadah.

Pembangunan awal Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq diperkirakan dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz sekitar tahun 50 Hijriah (sekitar 670 Masehi) atau antara tahun 86 hingga 93 Hijriah (705-709 M). Sejak saat itu, masjid ini telah mengalami beberapa renovasi dan perluasan. Renovasi signifikan dilakukan pada masa Sultan Mahmud Khan Al-Utsmani (Sultan Mahmud II) sekitar tahun 1254 Hijriah / 1838 Masehi, yang kemudian membentuk bangunan seperti yang terlihat saat ini. Renovasi selanjutnya juga dilakukan pada masa Raja Fahd pada tahun 1411 Hijriah tanpa mengubah bentuk aslinya.

Lokasi dan Arsitektur

Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq terletak di sebelah barat daya Masjid Nabawi, sekitar 335 hingga 600 meter jaraknya. Posisinya sangat berdekatan dengan Masjid Ghamamah, bahkan pintu masuk utara Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq masih berada di halaman Masjid Ghamamah. Kedua masjid ini, bersama dengan Masjid Ali bin Abi Thalib, membentuk gugusan masjid-masjid bersejarah di area tersebut.

Arsitektur Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq cukup sederhana namun klasik. Bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan panjang sekitar 9 meter atau 19,5 meter dan lebar 15 meter, dibangun menggunakan batu basal berwarna hitam. Bagian dalamnya dicat dengan warna putih, menciptakan perpaduan yang indah dengan dinding luarnya.

Masjid ini memiliki satu kubah utama yang besar di atas ruang salat, dengan tinggi sekitar 12 meter dari dalam. Pada bagian leher kubah terdapat delapan jendela kecil yang berfungsi sebagai sumber penerangan alami. Mihrab masjid terletak di tengah dinding selatan, dengan tinggi sekitar 2 meter dan cekungan mihrab berukuran sekitar 80 cm. Menara adzan berada di sudut timur laut, dengan fondasi berbentuk persegi empat dan bagian atasnya berlapis logam berbentuk kerucut dengan hiasan bulan sabit.

Pintu masuk masjid berada di dinding selatan, diapit oleh dua jendela persegi panjang di kanan dan kirinya. Di arah timur masjid terdapat teras persegi panjang dengan panjang sekitar 13 meter dan lebar 6 meter.

Peristiwa Penting dan Dalil

Meskipun tidak ada dalil Al-Qur'an atau hadis spesifik yang secara langsung menyebutkan pembangunan atau keutamaan Masjid Abu Bakar ini, keberadaannya terkait erat dengan sunnah Nabi Muhammad ﷺ dan kehidupan para sahabat utama.

 * Pelaksanaan Salat Id: Kisah Nabi Muhammad ﷺ melaksanakan salat Id di lokasi ini menguatkan sunnah salat Id di lapangan terbuka, yang diriwayatkan dalam banyak hadis, seperti:

   Dari Ummu 'Athiyyah radhiyallahu 'anha:

   أُمِرْنَا أَنْ نُخْرِجَ الْحَيضَ وَالْعَوَاتِقَ فِي الْعِيدَيْنِ، فَيَشْهَدْنَ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَدَعْوَتَهُمْ، وَيَعْتَزِلُ الْحَيضُ مُصَلَّاهُنَّ

   Artinya: "Kami diperintahkan untuk mengajak keluar wanita haid dan gadis-gadis pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), agar mereka menyaksikan jamaah kaum muslimin dan doa mereka, sementara wanita haid menjauhi tempat salat mereka." (HR. Bukhari dan Muslim)

   Hadis ini menunjukkan kebiasaan Nabi ﷺ mengumpulkan umat Islam di sebuah tempat yang luas (mushalla) untuk salat Id, dan lokasi Masjid Abu Bakar diyakini sebagai salah satu tempat tersebut.

 * Kehidupan Abu Bakar Ash-Shiddiq: Masjid ini menjadi pengingat akan sosok Abu Bakar Ash-Shiddiq, khalifah pertama yang sangat setia kepada Nabi Muhammad ﷺ dan memiliki peran sentral dalam penyebaran Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an tentang persahabatan Nabi dengan Abu Bakar dalam konteks hijrah:

   Firman Allah SWT dalam Surah At-Taubah ayat 40:

   إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

   Artinya: "Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah), sedang dia salah seorang dari dua orang (yang berada) dalam gua, ketika dia berkata kepada sahabatnya: "Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang tidak kamu lihat, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah: 40)

   Ayat ini merujuk pada Abu Bakar sebagai "sahabatnya" (صَاحِبِهِ), menunjukkan kedudukan istimewa beliau di sisi Nabi Muhammad ﷺ.

Kondisi Terkini

Meskipun merupakan masjid bersejarah, saat ini Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq di Madinah tidak lagi digunakan untuk salat berjamaah secara rutin oleh masyarakat umum atau jemaah haji/umrah. Pemerintah Arab Saudi memilih untuk mempertahankan masjid-masjid bersejarah ini sebagai situs warisan budaya dan sejarah, sementara fokus ibadah dipusatkan di Masjid Nabawi. Para pengunjung masih dapat melihat dan mengagumi arsitektur serta mempelajari sejarahnya dari luar.

Rujukan:

 * Kementerian Agama RI. "Menelusuri Sejarah Masjid Parit 'Jami’ al-Khandaq'".

 * Koran Sulindo. "Masjid Abu Bakar As Shiddiq: Peninggalan Indah Sahabat Nabi".

 * Kabian Tour and Travel. "Sejarah Masjid Abu Bakar Shiddiq".

 * Kompasiana.com. "Mengunjungi Masjid Abu Bakar di Madinah".

 * Republika Online. "Masjid-Masjid Bersejarah di Madinah: Masjid Abu Bakar Shiddiq".

 * Sekolah DT Indonesia. "Sejarah Masjid Abu Bakar dan Gaya Arsitekturnya".

 * Akurat.co. "Sejarah Berdirinya Masjid Abu Bakar di Madinah, Penghormatan pada Sahabat Nabi yang Pertama Masuk Islam".

 * Serambinews.com. "Menilik Masjid Abu Bakar, Ikon Klasik Bersejarah di Madinah dan Tempat Rasulullah Shalat Idul Fitri".

 * Krjogja. "Masjid Abu Bakar, Kenang Khalifah Pertama Umat Islam".

 * Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah dan At-Taubah.

 * Sahih Bukhari dan Sahih Muslim.

#MasjidAbuBakar #AbuBakarAshShiddiq #Madinah #SejarahIslam #SahabatNabi #MasjidBersejarah #SitusReligi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update