Tsaqifah Bani Sa'idah (bahasa Arab: سَّقِيفَة بَنِي سَاعِدَة, translit. Saqīfah Banī Sāʿidah) adalah sebuah peristiwa penting dalam sejarah Islam awal, yang terjadi segera setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ pada tahun 11 H (632 M). Peristiwa ini adalah sebuah pertemuan yang menentukan suksesi kepemimpinan umat Muslim dan menjadi titik awal dari kekhalifahan Rasyidin.
Latar Belakang
Setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, umat Islam berada dalam suasana duka dan ketidakpastian mengenai siapa yang akan memimpin mereka selanjutnya. Para sahabat, baik dari kaum Muhajirin (emigran dari Mekah) maupun Anshar (penduduk asli Madinah yang menolong kaum Muhajirin), menyadari pentingnya segera menunjuk seorang pemimpin untuk menjaga stabilitas dan persatuan umat.
Kaum Anshar, khususnya, berkumpul di Saqifah Bani Sa'idah, sebuah balai pertemuan milik klan Bani Sa'idah dari suku Khazraj di Madinah. Mereka berdiskusi dan mempertimbangkan Sa'ad bin Ubadah, salah satu pemimpin terkemuka suku Khazraj, sebagai calon khalifah. Sa'ad bin Ubadah sendiri saat itu sedang sakit.
Kabar tentang pertemuan ini sampai kepada Umar bin Khattab dan Abu Bakar ash-Shiddiq. Menyadari urgensi situasi, mereka bersama beberapa sahabat Muhajirin lainnya segera menuju ke Saqifah Bani Sa'idah.
Peristiwa di Tsaqifah
Di Tsaqifah Bani Sa'idah, terjadi perdebatan sengit antara kaum Muhajirin dan Anshar mengenai siapa yang paling berhak memimpin. Kaum Anshar berargumen bahwa mereka adalah penolong Allah dan pembela Islam, serta telah menampung kaum Muhajirin. Mereka mengusulkan agar ada dua pemimpin, satu dari Muhajirin dan satu dari Anshar, atau bahwa kepemimpinan sepenuhnya diserahkan kepada mereka.
Abu Bakar, dengan kebijaksanaan dan kefasihannya, menjelaskan pentingnya kepemimpinan berada di tangan kaum Muhajirin, karena merekalah yang paling dekat dengan Nabi dan yang pertama kali menerima Islam. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan tidak boleh terpecah belah, sebagaimana disiratkan dalam perkataannya yang terkenal: "Dua pedang tidak bisa berada dalam satu sarung."
Setelah perdebatan yang panjang, Umar bin Khattab dengan sigap membaiat Abu Bakar, diikuti oleh Abu Ubaidah bin Jarrah, dan kemudian sebagian besar kaum Anshar. Dengan demikian, Abu Bakar ash-Shiddiq terpilih sebagai khalifah pertama dalam sejarah Islam. Meskipun Ali bin Abi Thalib dan beberapa sahabat lainnya tidak hadir dalam pertemuan ini karena sedang mengurus jenazah Nabi, pada akhirnya mereka pun memberikan baiat kepada Abu Bakar.
Dalil-Dalil Terkait Kepemimpinan dalam Islam
Meskipun tidak ada ayat Al-Qur'an atau hadis yang secara eksplisit menunjuk metode suksesi kepemimpinan setelah Nabi, Al-Qur'an dan Hadis banyak membahas mengenai pentingnya kepemimpinan yang adil dan prinsip musyawarah:
Al-Qur'an Surah An-Nisa Ayat 59:
Firman Allah SWT:
قَالُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
(QS. An-Nisa: 59)
Al-Qur'an Surah Ali Imran Ayat 159:
Firman Allah SWT:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."
(QS. Ali Imran: 159)
Hadis tentang Setiap Orang adalah Pemimpin (HR. Bukhari):
Rasulullah ﷺ bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالْإِمَامُ رَاعٍ، وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya."
Konsekuensi dan Signifikansi
Peristiwa Tsaqifah Bani Sa'idah memiliki konsekuensi yang sangat besar bagi perjalanan sejarah Islam.
* Penentuan Khalifah Pertama: Peristiwa ini secara resmi menetapkan Abu Bakar ash-Shiddiq sebagai khalifah pertama, memulai era Kekhalifahan Rasyidin yang menjadi fondasi bagi struktur politik Islam selanjutnya.
* Model Suksesi: Meskipun terjadi perdebatan, proses di Saqifah Bani Sa'idah menunjukkan sebuah bentuk musyawarah dan konsensus (baiat) dalam pemilihan pemimpin, yang menjadi salah satu model suksesi kepemimpinan dalam sejarah Islam.
* Persatuan Umat: Meskipun terdapat perbedaan pandangan, hasil dari pertemuan ini akhirnya diterima oleh mayoritas umat, mencegah perpecahan yang lebih besar di masa kritis setelah wafatnya Nabi.
* Kontroversi Historis: Bagi sebagian kalangan, terutama dalam perspektif Syiah, peristiwa ini dianggap sebagai "kesepakatan di belakang layar" atau "kudeta" yang tidak melibatkan Ali bin Abi Thalib yang mereka yakini sebagai penerus sah Nabi berdasarkan beberapa hadis (seperti Hadis Ghadir Khum). Kontroversi ini menjadi salah satu akar perbedaan antara Sunni dan Syiah.
Lokasi Saat Ini
Tsaqifah Bani Sa'idah kini dikenal sebagai Taman Saqifah Bani Sa'idah, yang berlokasi sekitar 400 meter di sebelah barat Masjid Nabawi di Madinah. Saat ini, tempat tersebut telah menjadi taman asri dengan beberapa pohon dan kolam, dan sering dikunjungi sebagai situs bersejarah oleh jamaah haji dan umrah.
#TsaqifahBaniSaidah #KekhalifahanRasyidin #AbuBakarAshShiddiq #SejarahIslam #SuksesiKepemimpinan #Madinah

Tidak ada komentar:
Posting Komentar