Masjid Ali bin Abi Thalib (bahasa Arab: مسجد علي بن أبي طالب) adalah salah satu masjid bersejarah yang terletak di Madinah, Arab Saudi. Dinamai berdasarkan salah satu sahabat terkemuka Nabi Muhammad SAW dan Khalifah keempat Islam, Ali bin Abi Thalib, masjid ini menjadi simbol penting dalam sejarah Islam, mewakili kepemimpinan, kebijaksanaan, dan spiritualitas.
Sejarah Pembangunan dan Perkembangan
Masjid Ali bin Abi Thalib awalnya dibangun sebagai masjid kecil untuk memperingati tempat tinggal Ali bin Abi Thalib di Madinah. Pembangunan awal masjid ini diperkirakan terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz (87-93 H), ketika beliau memimpin pemerintahan di Madinah.
Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya jumlah umat Islam, masjid ini mengalami beberapa kali pemugaran dan pengembangan. Salah satu renovasi penting dilakukan pada tahun 881 H oleh Dhaigham Al-Manshuri, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Madinah. Renovasi dan perluasan besar-besaran juga dilakukan pada masa Raja Fahd bin Abdul Aziz untuk menampung jemaah yang semakin banyak.
Meskipun pada awalnya berfungsi sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan keagamaan, saat ini Masjid Ali bin Abi Thalib di Madinah jarang digunakan untuk salat berjamaah harian. Area di sekitarnya lebih sering dimanfaatkan sebagai tempat parkir bagi jemaah atau para pekerja di sekitar Masjid Nabawi. Namun, masjid ini tetap menjadi tujuan ziarah bagi banyak jemaah umrah dan haji yang ingin mengenal lebih dekat sejarah Islam.
Selain masjid bersejarah di Madinah, beberapa masjid di Indonesia juga dinamai "Masjid Ali bin Abi Thalib," menunjukkan penghormatan dan kecintaan umat Islam terhadap sosok Ali bin Abi Thalib.
Arsitektur
Masjid Ali bin Abi Thalib di Madinah memiliki arsitektur berbentuk persegi panjang dengan panjang sekitar 35 meter dan lebar 9 meter. Bangunannya terdiri dari satu serambi yang berakhir dari dua arah, timur dan barat, dengan satu kamar kecil. Mihrabnya berada di tengah dinding kiblat. Menara masjid berdiri tegak di sebelah timur dekat pintu masuk, tidak terlalu tinggi, dan memiliki satu balkon yang berakhir dengan bentuk kerucut dari logam. Masjid ini dibangun dengan batu basal dan dicat dengan warna putih, sementara dinding sebelah timurnya dihias dengan batu hitam.
Masjid ini memiliki keindahan arsitektur dengan dekorasi yang terbuat dari marmer dan kaca patri. Sekeliling masjid dilengkapi dengan pagar tembok dan dua gapura, dengan gapura utama di sisi utara dan gapura kedua di sisi timur.
Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib (Arab: عَلِيّ ٱبْن أَبِي طَالِب) lahir sekitar tahun 600 M di Mekah dan meninggal pada 21 Ramadan 40 H (661 M) di Kufah, adalah salah satu sahabat utama Nabi Muhammad SAW. Ia adalah sepupu dan menantu Nabi Muhammad, suami dari Fatimah az-Zahra, dan merupakan Khalifah keempat dalam sejarah Islam, serta Imam pertama bagi kaum Syiah. Ali adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijanjikan surga.
Nama dan Nasab
Nama lengkapnya adalah ʿAlī ibn Abī Ṭālib ibn ʿAbd al-Muṭṭalib ibn Hāsyim ibn ʿAbd Manāf.
* Nama: Ali
* Kunyah (panggilan kehormatan): Abul Hasan (ayahnya Hasan), Abu Turab (ayahnya debu/tanah – julukan dari Nabi Muhammad SAW)
* Nasab: Bani Hasyim, kabilah Quraisy.
* Ayah: Abu Thalib bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW dan pelindung beliau.
* Ibu: Fatimah binti Asad bin Hasyim, wanita Quraisy pertama yang berhijrah ke Madinah dengan berjalan kaki.
Kehidupan Awal
Ali bin Abi Thalib lahir di dalam Ka'bah, menjadikannya satu-satunya orang yang memiliki kehormatan tersebut. Ia diasuh oleh Nabi Muhammad SAW sejak kecil karena kondisi ekonomi Abu Thalib yang kurang mampu. Kedekatan ini membentuk pribadi Ali menjadi sangat mencintai dan setia kepada Rasulullah.
Masuk Islam
Ali adalah salah satu orang pertama yang memeluk Islam, bahkan diyakini sebagai laki-laki pertama yang masuk Islam setelah Khadijah binti Khuwailid (istri Nabi). Pada saat itu, ia masih sangat muda, sekitar 10 tahun. Keislaman Ali ditandai dengan kesediaannya tidur di ranjang Nabi Muhammad SAW saat terjadi upaya pembunuhan oleh kaum Quraisy pada malam hijrah, sebuah tindakan yang menunjukkan keberanian dan pengorbanan yang luar biasa.
Peran dalam Periode Mekah dan Hijrah
Selama periode Mekah, Ali senantiasa mendampingi Nabi Muhammad SAW, terlibat dalam berbagai kegiatan dakwah dan menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy. Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah (peristiwa Hijrah), Ali tetap tinggal di Mekah untuk mengembalikan barang-barang titipan yang dititipkan kepada Nabi, sebelum akhirnya menyusul ke Madinah.
Peran dalam Periode Madinah
Di Madinah, Ali menjadi salah satu pahlawan Islam yang paling terkemuka. Ia menunjukkan keberanian luar biasa dalam berbagai pertempuran penting.
Pernikahan
Ali menikahi Fatimah az-Zahra, putri bungsu Nabi Muhammad SAW, pada tahun ke-2 Hijriah. Pernikahan ini menghasilkan lima orang anak:
* Al-Hasan: Imam kedua Syiah, cucu kesayangan Nabi.
* Al-Husain: Imam ketiga Syiah, cucu kesayangan Nabi.
* Zainab: Putri yang dikenal dengan ketabahan dan kefasihan bicaranya.
* Ummu Kultsum: Putri yang juga dikenal sebagai Ummu Kultsum binti Ali.
* Muhsin: Meninggal di usia muda.
Peran dalam Peperangan
Ali bin Abi Thalib terkenal dengan keberaniannya di medan perang. Beberapa pertempuran di mana ia menunjukkan kepahlawanannya:
* Perang Badar (624 M): Ali memainkan peran kunci, berhasil mengalahkan beberapa pemimpin Quraisy.
* Perang Uhud (625 M): Meskipun kaum Muslimin sempat terdesak, Ali tetap gigih membela Nabi.
* Perang Khandaq (627 M): Ia berhasil mengalahkan Amr bin Abduwudd, seorang kesatria Quraisy yang terkenal kuat.
* Perang Khaibar (628 M): Nabi Muhammad SAW memberikan panji perang kepada Ali dan bersabda, "Besok akan kuberikan panji ini kepada seorang laki-laki yang dicintai Allah dan Rasul-Nya, dan ia mencintai Allah dan Rasul-Nya. Allah akan memenangkan (Islam) melalui tangannya." Ali berhasil membuka benteng Khaibar yang sangat kokoh.
* Fathu Makkah (630 M): Ali ikut serta dalam penaklukan Mekah.
Dalil-dalil Keutamaan Ali bin Abi Thalib
Ada banyak hadis yang menunjukkan keutamaan Ali bin Abi Thalib.
* Hadis Ghadir Khum:
Pada saat kembali dari Haji Wada', Nabi Muhammad SAW menyampaikan khutbah di Ghadir Khum dan bersabda:
مَنْ كُنْتُ مَوْلاَهُ فَعَلِيٌّ مَوْلَاهُ
"Barangsiapa yang aku adalah maulanya (pemimpin/pelindungnya), maka Ali adalah maulanya." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)
Hadis ini menjadi dasar keyakinan Syiah tentang kepemimpinan Ali setelah Nabi, sementara Sunni menafsirkan 'maula' sebagai 'teman' atau 'pecinta'.
* Hadis "Ali adalah bagian dariku dan aku bagian darinya":
Nabi Muhammad SAW bersabda:
عَلِيٌّ مِنِّي وَأَنَا مِنْ عَلِيٍّ
"Ali adalah bagian dariku dan aku adalah bagian dari Ali." (HR. Bukhari)
* Hadis "Engkau bagiku seperti Harun bagi Musa":
Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Ali:
أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى إِلا أَنَّهُ لا نَبِيَّ بَعْدِي
"Tidakkah engkau senang jika kedudukanmu bagiku seperti kedudukan Harun bagi Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahku?" (HR. Bukhari dan Muslim)
Masa Kekhalifahan (656-661 M)
Setelah wafatnya Khalifah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dibaiat sebagai Khalifah keempat pada tahun 35 H (656 M). Masa kekhalifahan Ali diwarnai dengan gejolak politik dan konflik internal yang signifikan, yang dikenal sebagai Fitnah Besar (al-Fitnah al-Kubra).
Perang Jamal (656 M)
Ini adalah perang pertama antara kaum Muslimin, melibatkan Ali melawan Aisyah (istri Nabi), Thalhah bin Ubaidillah, dan Zubair bin Awwam. Perang ini terjadi karena tuntutan balas dendam atas kematian Utsman. Ali berusaha menghindari perang, namun tidak berhasil. Akhirnya, Ali memenangkan pertempuran, dan Aisyah dikembalikan ke Madinah dengan hormat.
Perang Shiffin (657 M)
Perang ini terjadi antara pasukan Ali dan pasukan Muawiyah bin Abu Sufyan, Gubernur Syam, yang menuntut balas atas kematian Utsman dan menolak mengakui kekhalifahan Ali. Pertempuran ini berlangsung sengit dan berujung pada tahkim (arbitrase) yang kontroversial. Peristiwa tahkim ini menyebabkan perpecahan di kalangan pendukung Ali, membentuk kelompok Khawarij yang menentang Ali dan Muawiyah.
Perang Nahrawan (658 M)
Ali memerangi kaum Khawarij yang memberontak setelah tahkim. Meskipun berhasil memadamkan pemberontakan ini, kelompok Khawarij tetap menjadi ancaman.
Wafatnya
Ali bin Abi Thalib meninggal dunia pada 21 Ramadan 40 H (661 M) di Kufah, Irak. Ia dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, seorang anggota Khawarij, saat hendak menunaikan salat Subuh di masjid. Ali dimakamkan di Najaf, Irak, di sebuah makam yang kini menjadi salah satu situs suci utama bagi kaum Syiah dan tempat ziarah yang penting bagi Muslim dari berbagai mazhab.
Warisan dan Karakteristik
Ali bin Abi Thalib dikenal dengan banyak julukan dan sifat mulia:
* Al-Murtadha: Yang diridhai.
* Al-Haidar: Sang singa (karena keberaniannya).
* Abul Hasanain: Ayah dari dua Hasan (merujuk Hasan dan Husain).
* Faseh (Fasih): Sangat fasih dalam berbicara dan menulis.
* Ahli Ilmu: Dikenal sebagai gerbang kota ilmu, sebagaimana sabda Nabi SAW: "Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah gerbangnya." (HR. Tirmidzi).
* Pemberani dan Zuhud: Ia adalah seorang pejuang yang gagah berani namun juga seorang yang sangat sederhana dan menjauhi kemewahan dunia.
* Hakim yang Adil: Dikenal dengan kebijaksanaan dan keadilannya dalam memutuskan perkara.
Ali bin Abi Thalib meninggalkan warisan besar dalam sejarah Islam, tidak hanya sebagai Khalifah yang adil dan pejuang yang gagah berani, tetapi juga sebagai sumber ilmu pengetahuan, spiritualitas, dan keutamaan. Beliau adalah salah satu pilar utama dalam pemahaman ajaran Islam, baik bagi Sunni maupun Syiah, meskipun dengan interpretasi yang berbeda terkait posisi kepemimpinannya setelah Nabi Muhammad SAW.
Rujukan
* Kitab Sirah Nabawiyah oleh Ibnu Hisyam.
* Kitab Tarikh al-Umam wa al-Muluk (Sejarah Para Raja dan Bangsa) oleh Imam Ath-Thabari.
* Al-Bidayah wan Nihayah oleh Ibnu Katsir.
* Shahih Bukhari dan Shahih Muslim (Kitab Hadis).
* Wikipedia Bahasa Indonesia - Ali bin Abi Thalib.
* Artikel-artikel ilmiah tentang Ali bin Abi Thalib dari sumber terkemuka.
* Hikmah Tour Travel. "Sejarah Masjid Ali bin Abi Thalib dan Arsitekturnya."
* Mabruk Tour. "Mengungkap Kecemerlangan Kepemimpinan dan Makna Mendalam: Masjid Ali bin Abi Thalib di Bumi Madinah."
* Krjogja. "Mengunjungi Masjid Ali Bin Abu Thalib."
* Bisnissyariah.co.id. "Sudah Tidak Digunakan Buat Shalat, Masjid Ali bin Abi Thalib Ini Sering Dikunjungi Jemaah Umrah."
* NU Online. "Fungsi Masjid dalam Al-Qur'an Selain untuk Shalat."
* STIM Surakarta. "12 Keutamaan Masjid dalam Islam."
* Almanhaj.or.id. "Kedudukan dan Peranan Masjid Dalam Islam."
* NU Online. "Keutamaan Membangun Masjid."
* Detik.com. "4 Keutamaan Membangun Masjid, Pahala Terus Mengalir- Dapat Naungan di Akhirat."
#MasjidAliBinAbiThalib #Madinah #SejarahIslam #MasjidBersejarah #AliBinAbiThalib #Masjid #AliBinAbiThalib #Khalifah #SahabatNabi #SejarahIslam #ImamSyiah #Madinah #Kufah #PahlawanIslam #FatimahAzZahra #KeluargaNabi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar