Masjid Ghamamah (bahasa Arab: مسجد الغمامة) adalah salah satu masjid bersejarah yang terletak di Madinah, Arab Saudi. Nama "Ghamamah" sendiri dalam bahasa Arab berarti "awan", yang merujuk pada sebuah peristiwa ajaib di mana awan menaungi Nabi Muhammad ﷺ saat beliau melaksanakan salat di tempat tersebut. Masjid ini memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi bagi umat Islam, karena merupakan lokasi di mana Nabi Muhammad ﷺ seringkali memimpin salat Id dan juga salat Istisqa (salat memohon hujan).
Sejarah dan Penamaan
Sebelum menjadi bangunan masjid seperti sekarang, lokasi ini dikenal sebagai Al-Mushalla, sebuah tanah lapang tempat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya biasa melaksanakan salat di luar Masjid Nabawi, terutama salat Idul Fitri dan Idul Adha. Kebiasaan ini menunjukkan sunnah untuk melaksanakan salat Id di lapangan terbuka.
Penamaan "Ghamamah" (awan) berasal dari sebuah kejadian istimewa. Ketika Madinah dilanda kekeringan yang parah, Nabi Muhammad ﷺ memimpin salat Istisqa di lokasi ini untuk memohon hujan kepada Allah SWT. Diriwayatkan bahwa setelah beliau berdoa, awan tiba-tiba berkumpul di langit Madinah dan menurunkan hujan, menaungi beliau dari terik matahari. Peristiwa inilah yang kemudian mengilhami nama masjid ini.
Masjid ini mulai dibangun pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz antara tahun 86 hingga 93 Hijriah. Sejak saat itu, Masjid Ghamamah telah mengalami beberapa renovasi dan perluasan oleh berbagai dinasti, termasuk Dinasti Mamluk dan Ottoman, hingga bentuknya yang sekarang. Salah satu renovasi besar dilakukan pada masa Sultan Abd-ul-Mejid I pada tahun 1275 Hijriah / 1859 Masehi, yang membangun ulang bangunan dengan bentuk yang mirip seperti saat ini. Renovasi juga dilakukan pada masa Sultan Abdul Hamid II dan beberapa kali pada masa pemerintahan Arab Saudi.
Lokasi dan Arsitektur
Masjid Ghamamah terletak sekitar 300 hingga 500 meter di barat daya pintu As-Salam Masjid Nabawi. Letaknya yang dekat dengan Masjid Nabawi menjadikannya salah satu destinasi ziarah yang sering dikunjungi oleh jemaah umrah dan haji.
Masjid ini berbentuk persegi panjang dan terdiri dari dua bagian utama: pintu masuk dan ruang salat. Bagian pintu masuk berbentuk persegi panjang dengan panjang sekitar 26 meter dan lebar 4 meter, serta memiliki 5 kubah berbentuk lingkaran. Ruang salat memiliki luas sekitar 30 meter panjang dan 15 meter lebar, dengan 6 kubah berbentuk lingkaran. Kubah terbesar terletak di atas mihrab. Bangunan masjid ini menonjolkan keindahan dari batu basal hitam yang menyelimuti dinding-dindingnya.
Peristiwa Penting dan Dalil
Masjid Ghamamah menjadi saksi bisu beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam:
* Tempat Pelaksanaan Salat Id: Nabi Muhammad ﷺ seringkali melaksanakan salat Idul Fitri dan Idul Adha di lokasi ini, terutama pada tahun-tahun terakhir kehidupannya. Ini mengukuhkan praktik salat Id di lapangan terbuka.
* Salat Istisqa dan Turunnya Hujan: Peristiwa turunnya awan yang menaungi Nabi dan turunnya hujan setelah beliau memimpin salat Istisqa menjadi asal mula nama "Ghamamah".
Meskipun Al-Qur'an secara spesifik tidak menyebutkan peristiwa awan menaungi Nabi Muhammad ﷺ di lokasi Masjid Ghamamah, konsep awan menaungi dan menjadi nikmat Allah SWT disebutkan dalam konteks kaum Bani Israil:
Firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 57:
وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۖ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Artinya: "Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu mann dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri." (QS. Al-Baqarah: 57)
Ayat ini menunjukkan bahwa menaungi dengan awan adalah salah satu bentuk nikmat dan perlindungan dari Allah SWT. Peristiwa di Masjid Ghamamah adalah bukti nyata dari kasih sayang Allah kepada Nabi-Nya.
Hadis yang meriwayatkan tentang peristiwa di lokasi ini adalah sebagai berikut:
Dari Abdullah bin Zaid, sebagaimana diriwayatkan dalam Sahih Bukhari:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ بِالنَّاسِ إِلَى الْمُصَلَّى، فَدَعَا اللَّهَ وَاسْتَسْقَى، ثُمَّ حَوَّلَ رِدَاءَهُ حِينَ اسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ، وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَهَرَ فِيهِمَا بِالْقِرَاءَةِ، فَنَزَلَ عَلَيْهِمُ الْمَطَرُ.
Artinya: "Dari Abdullah bin Zaid radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi ﷺ keluar bersama orang-orang menuju mushalla (lapangan salat), lalu beliau berdoa kepada Allah dan memohon hujan. Kemudian beliau membalik selendangnya ketika menghadap kiblat, dan beliau salat dua rakaat dengan mengeraskan bacaannya dalam kedua rakaat itu. Lalu hujan pun turun kepada mereka." (HR. Bukhari)
Hadis ini secara jelas menggambarkan peristiwa salat Istisqa yang menjadi cikal bakal penamaan Masjid Ghamamah.
Keutamaan dan Hikmah
Masjid Ghamamah, selain sebagai tempat ibadah, juga menyimpan kisah-kisah penuh hikmah dari masa Rasulullah ﷺ. Masjid ini mengingatkan umat Islam untuk selalu mengandalkan Allah SWT dalam setiap kondisi dan memperbanyak doa agar mendapatkan rahmat-Nya, serta meneladani ketaatan prosedur yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ dalam beribadah dan memimpin umat. Meskipun jaraknya sangat dekat dengan Masjid Nabawi, masjid ini tetap memiliki nilai sejarah dan keutamaan tersendiri.
Rujukan:
* Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. "Masjid Al-Ghamamah".
* IslamicLandmarks.com. "Masjid al-Ghamama".
* HIMPUH. "Masjid Al-Ghamamah di Madinah, Tempat Rasulullah Mendirikan Shalat Raya Ied untuk Pertama Kali".
* BPKH. "Sejarah Masjid Ghamamah: Kisah Unik Pembangunannya!".
* NU Online. "Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 57".
* Sahih Bukhari.
#MasjidGhamamah #Madinah #SejarahIslam #NabiMuhammad #SalatId #SalatIstisqa #MasjidBersejarah

Tidak ada komentar:
Posting Komentar