Notification

×

Iklan

Iklan

Sungguh Merugi! Menguak Bahaya Besar Jarang Membaca Al-Qur'an dan Cara Mengatasinya

Selasa, 03 Juni 2025 | Juni 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-05T08:57:48Z

Membaca Al-Qur'an adalah salah satu ibadah yang memiliki keutamaan luar biasa dalam Islam. Namun, tak jarang kita menemukan diri kita terjerumus dalam kelalaian, di mana hari-hari berlalu tanpa menyentuh kalamullah. Fenomena "jarang membaca Al-Qur'an" ini bukan sekadar masalah sepele, melainkan sebuah persoalan serius yang dapat membawa dampak negatif bagi kehidupan seorang Muslim, baik di dunia maupun di akhirat. Artikel ilmiah ini akan mengupas tuntas bahaya jarang membaca Al-Qur'an, dilengkapi dengan dalil-dalil syar'i, perbedaan pendapat ulama, dan solusi praktis untuk mengatasinya.

Dalil Al-Qur'an tentang Pentingnya Membaca Al-Qur'an

Al-Qur'an sendiri telah banyak menyinggung tentang pentingnya membaca dan mentadabburi ayat-ayat-Nya. Allah SWT berfirman:

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا

”Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur'an ini sesuatu yang tidak dihiraukan (ditinggalkan)." (QS. Al-Furqan: 30)

Ayat ini merupakan teguran keras bagi umat yang mengabaikan Al-Qur'an. Kata "mahjuran" (ditinggalkan) bisa berarti tidak dibaca, tidak dipahami, tidak diamalkan, atau bahkan tidak dijadikan pedoman hidup. Ini menunjukkan betapa seriusnya masalah ini di mata Allah SWT.

Allah SWT juga berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ

”Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Fatir: 29)

Ayat ini menjelaskan tentang keutamaan bagi mereka yang senantiasa membaca dan mengamalkan Al-Qur'an, di mana Allah menjanjikan perniagaan yang tidak akan merugi di akhirat.

Dalil Hadis tentang Keutamaan dan Bahaya Meninggalkan Al-Qur'an

Banyak hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang keutamaan membaca Al-Qur'an dan ancaman bagi yang mengabaikannya:

 * Dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

   اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

   ”Bacalah Al-Qur'an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya.” (HR. Muslim)

   Hadis ini menjelaskan salah satu keutamaan besar membaca Al-Qur'an, yaitu akan menjadi penolong di hari kiamat.

 * Dari Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

   خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

   ”Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

   Hadis ini menunjukkan bahwa belajar dan mengajarkan Al-Qur'an merupakan amalan terbaik di sisi Allah.

 * Dari Abdullah bin Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

   يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا

   ”Dikatakan kepada pembaca Al-Qur'an (di surga nanti): "Bacalah dan naiklah (derajatmu), serta tartilkanlah sebagaimana kamu tartilkan di dunia, karena sesungguhnya kedudukanmu adalah di akhir ayat yang kamu baca." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dan Tirmidzi berkata: Hasan Sahih)

   Hadis ini menjelaskan tentang tingginya derajat bagi pembaca Al-Qur'an di akhirat.

 * Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

   مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَعَاهَدُهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ

   ”Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur'an dan dia menghafalnya adalah bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Dan perumpamaan orang yang membaca Al-Qur'an dan dia mengulang-ulangnya sedangkan itu terasa berat baginya, maka baginya dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim)

   Hadis ini memberikan motivasi bagi mereka yang kesulitan dalam membaca Al-Qur'an, bahwa kesungguhan mereka akan diganjar pahala berlipat.

 * Ancaman bagi yang melupakan Al-Qur'an:

   Dari Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

   تَعَاهَدُوا الْقُرْآنَ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَصِّيًا مِنَ الْإِبِلِ فِي عُقُلِهَا

   ”Jagalah (bacaan) Al-Qur'an, demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh Al-Qur'an itu lebih cepat lepasnya daripada unta dari ikatannya.” (HR. Muslim)

   Hadis ini menunjukkan bahwa jika seseorang tidak senantiasa menjaga dan membaca Al-Qur'an, maka ia akan mudah lupa dan meninggalkan Al-Qur'an.

Perbedaan Pendapat Ulama Mengenai Hukum Membaca Al-Qur'an Secara Rutin

Para ulama sepakat tentang keutamaan membaca Al-Qur'an. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai kadar minimal membaca Al-Qur'an agar tidak tergolong sebagai orang yang menghajr (meninggalkan) Al-Qur'an.

Imam Syafi'i dalam kitab Al-Umm (Juz 1, Bab: Keutamaan Membaca Al-Qur'an, Hal. 297) tidak secara spesifik menyebutkan jumlah minimal bacaan Al-Qur'an. Namun, beliau menekankan bahwa membaca Al-Qur'an adalah sunnah yang sangat ditekankan. Beliau menyatakan:

وَيُسْتَحَبُّ لِلرَّجُلِ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ كُلَّهُ كُلَّ شَهْرٍ مَرَّةً

”Dan dianjurkan bagi seseorang untuk mengkhatamkan Al-Qur'an seluruhnya setiap bulan sekali.” (Imam Syafi'i, Al-Umm, Juz 1, Hal. 297)

Ini menunjukkan anjuran kuat untuk menjaga interaksi dengan Al-Qur'an secara rutin.

Imam Nawawi dalam Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab (Juz 3, Hal. 296) menjelaskan bahwa:

وَالْأَفْضَلُ الْخَتْمُ كُلَّ أُسْبُوعٍ أَوْ كُلَّ شَهْرٍ وَلَا يَزِيدُ عَلَى أَرْبَعِينَ يَوْمًا وَلَا يَقِلُّ عَنْ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ

”Dan yang paling utama adalah mengkhatamkan (Al-Qur'an) setiap pekan atau setiap bulan, dan tidak lebih dari empat puluh hari, dan tidak kurang dari tiga hari.”

Pendapat ini menunjukkan bahwa ada batasan waktu ideal untuk mengkhatamkan Al-Qur'an, mengisyaratkan pentingnya konsistensi.

Imam Ahmad bin Hanbal dan sebagian ulama lainnya lebih condong pada pentingnya konsistensi meskipun sedikit. Mereka berpendapat bahwa yang terpenting adalah ada interaksi dengan Al-Qur'an setiap harinya, meskipun hanya beberapa ayat. Ini berdasarkan hadis Nabi SAW:

أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang paling dicintai di sisi Allah adalah yang paling rutin meskipun sedikit.” (HR. Muslim)

Kesimpulan dari perbedaan pendapat ini adalah bahwa tidak ada batasan baku yang mengharuskan seseorang membaca sejumlah tertentu ayat atau juz setiap hari agar tidak tergolong meninggalkan Al-Qur'an. Namun, mayoritas ulama sepakat bahwa meninggalkan Al-Qur'an sama sekali tanpa membacanya dalam waktu yang lama adalah perbuatan yang tidak dibenarkan dan termasuk dalam kategori "mahjuran" yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Intinya adalah kontinuitas dan kebiasaan dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an, baik melalui membaca, menghafal, memahami, maupun mengamalkannya.

Bahaya Jarang Membaca Al-Qur'an

Jarang membaca Al-Qur'an dapat menimbulkan berbagai bahaya dan kerugian, di antaranya:

 * Hati Menjadi Keras dan Jauh dari Hidayah: Al-Qur'an adalah cahaya dan petunjuk. Ketika seseorang jarang membacanya, hatinya akan menjadi keras dan sulit menerima nasihat serta hidayah Allah.

 * Hilangnya Keberkahan dalam Hidup: Membaca Al-Qur'an mendatangkan keberkahan. Ketika keberkahan ini berkurang, hidup terasa hambar, sulit, dan jauh dari ketenangan.

 * Keringnya Iman dan Kualitas Ibadah Menurun: Al-Qur'an adalah nutrisi bagi iman. Jarang membacanya akan membuat iman melemah, dan kualitas ibadah lainnya pun akan terpengaruh.

 * Terjerumus dalam Dosa dan Maksiat: Tanpa petunjuk Al-Qur'an, seseorang akan lebih mudah terjerumus dalam godaan syaitan dan melakukan perbuatan maksiat.

 * Kesulitan di Hari Kiamat: Sebagaimana hadis Nabi, Al-Qur'an akan menjadi syafaat. Jika kita meninggalkannya di dunia, bagaimana ia akan menjadi penolong kita di akhirat?

 * Lupa dan Sulit Menghafal Al-Qur'an: Hadis tentang "unta dari ikatannya" menunjukkan bahwa Al-Qur'an mudah lepas jika tidak dijaga dan dibaca secara rutin.

Kesimpulan

Jarang membaca Al-Qur'an adalah masalah serius yang patut menjadi perhatian setiap Muslim. Al-Qur'an adalah kalamullah, petunjuk hidup, sumber cahaya, dan syafaat di hari kiamat. Mengabaikannya berarti mengabaikan kebaikan yang tak terhingga. Meskipun tidak ada batasan baku dalam jumlah bacaan, yang terpenting adalah menjalin interaksi yang konsisten dan berkesinambungan dengan Al-Qur'an. Mulailah dengan sedikit, namun rutin. Jadikan membaca Al-Qur'an sebagai bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian Anda. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba-Nya yang senantiasa berinteraksi dengan kitab suci-Nya.

Referensi

 * Al-Qur'an Al-Karim

 * Shahih Bukhari

 * Shahih Muslim

 * Sunan Abu Daud

 * Sunan Tirmidzi

 * Al-Umm oleh Imam Asy-Syafi'i

 * Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab oleh Imam An-Nawawi

#BacaAlQuranYuk #CintaAlQuran #BahayaJarangMembacaQuran #PedomanHidupMuslim #AlQuranSyafaat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update